Kamis, 23 Juni 2011

Hari Pertama Pendaftaran SMP Online, Orang Tua Kebingungan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ponidin, guru olahraga SMP Negeri 277, Koja, Jakarta Utara, terlihat sibuk menjelaskan proses pendaftaran SMP online. Beberapa ibu yang mengerumuninya sibuk mencatat di selembar kertas. "Ini hari pertama, jadi masih banyak yang belum ngerti," katanya ketika ditemui, Kamis, 23 Juni 2011.

Proses pendaftaran siswa SMP secara online mulai dibuka hari ini hingga 30 Juni mendatang. Pendaftaran dilakukan dengan mengakses alamat http://jakarta.siap-ppdb.com. Di laman web ini, pendaftar diminta mengisi sejumlah data, antara lain nomor ujian, nama siswa, dan asal sekolah.

Setelah data yang diminta telah dimasukkan, pendaftar diharuskan mencetaknya. Hasil print out ini nantinya harus dibawa untuk diverifikasi di sekolah yang dituju dalam proses verifikasi 27-30 Juni. Petunjuk pendaftaran secara online tersebut dipajang di jendela salah satu kelas di SMP Negeri 277.

Meski begitu, banyak orang tua yang masih merasa bingung. Sinta, 38 tahun, misalnya. Warga Jalan Mundung, Koja, yang bermaksud mendaftarkan anaknya ini mengaku telah mengakses alamat pendaftaran online tersebut pagi tadi, namun laman web yang keluar berbeda dengan yang ditampilkan dalam lembar petunjuk. "Beda tampilannya," katanya.

Setelah dicek ternyata alamat yang dimasukkan keliru, bukan http://jakarta.siap-ppdb.com melainkan http://jakarta.siap-ppbd.com alias keliru satu huruf. Mengetahui kekeliruan ini, Sinta spontan menepuk keningnya lalu menelepon anaknya. "Halo, itu salah. Kamu ke warnet lagi nanti alamatnya ibu sms," katanya.

Kesulitan serupa dialami oleh Eti Buadiarsih, 34 tahun. Warga Koja ini mengaku bingung ketika harus memasukkan data ke Internet. Sebab, kata dia, selama ini ia tak pernah mengakses Internet sama sekali. "Paling nanti saya minta tolong tukang warnet aja," katanya.

Sebagian besar orang tua yang hari ini datang ke SMP Negeri 277 memang belum memasukkan data anak mereka secara online. Mereka baru sebatas mencari tahu cara memasukkan data tersebut sekaligus mencari tahu nilai minimal yang bisa diterima di SMP Negeri 277. "Saya mau nanya dulu cara daftarnya gimana," kata Eti.

Selain proses input data, sejumlah orang tua juga mengeluhkan informasi nilai minimal yang dipatok berbeda di setiap sekolah. Untuk itu, mereka terpaksa keliling sekolah-sekolah tujuan untuk bertanya nilai minimal yang bisa diterima di sekolah-sekolah tersebut.

Dedi Mulyadi, warga Jalan Muncang, Koja, misalnya, harus keliling ke tiga SMP untuk memastikan nilai anaknya lebih tinggi dari nilai yang disyaratkan sekolah-sekolah tersebut. Ia mengatakan di SMP 277 nilai minimalnya 21,50, sedangkan nilai anaknya hanya 21,25.

Oleh karena itu, ia bermaksud mendatangi SMP 282 dan SMP 53 untuk mengecek nilai minimal di sana. Ia berharap nilai minimal yang diterapkan di sekolah tersebut lebih rendah dari nilai anaknya. "Harusnya informasi nilai minimal yang bisa diterima ini di-online-kan juga," katanya.

DWI RIYANTO AGUSTIAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar