Selasa, 02 Agustus 2011

Pemerintah Canangkan Pendidikan Karakter

Jakarta, Kompas - Kementerian Pendidikan akan terus mendorong pendidikan karakter agar peserta didik memiliki kepribadian kokoh dan berkarakter kuat. Untuk mewujudkan itu, pendidikan berbasis karakter diberlakukan di semua jenjang pendidikan mulai tahun ajaran baru 2011/2012.

”Melalui pendidikan berbasis karakter ini, pemerintah berharap bisa menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab,” kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, saat apel kesiapan dan pencanangan pendidikan berbasis karakter di SMA Negeri 70 Jakarta, Selasa (12/7). Apel yang diselenggarakan serentak di seluruh daerah itu diikuti guru, tenaga kependidikan, dan perwakilan siswa dari sejumlah sekolah.

Fasli yang bertindak sebagai pembina upacara mewakili Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan, tahun ajaran baru menjadi momentum untuk menjalankan dan mengimplementasikan pendidikan karakter. ”Kita berharap semua jenjang pendidikan mampu mengeksplorasi potensi peserta didik sehingga bisa menjadi manusia Indonesia yang memiliki karakter kuat,” kata Fasli.

Fasli juga mengingatkan guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik untuk mengembangkan budaya sekolah yang kondusif agar karakter bisa tumbuh. Caranya, dengan mengajarkan nilai-nilai keseharian, seperti kejujuran, kebersihan, kerapian, kepedulian, etos kerja keras, dan rasa tanggung jawab.

Tanpa kekerasan

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh juga mengingatkan masa orientasi siswa baru di sekolah harus menyentuh pendidikan berbasis karakter. Salah satunya dengan menjaga pelaksanaan masa orientasi agar bersih dari segala bentuk kekerasan. ”Masyarakat jangan segan-segan melapor jika terjadi aksi kekerasan pada masa orientasi siswa baru. Sekolah yang melanggar akan ditindak tegas,” kata Nuh, Minggu (10/7).

Melalui pendidikan berbasis karakter itu, lanjut Nuh, peserta didik harus dikenalkan dengan nilai-nilai ketuhanan, keilmuan, dan kebangsaan yang merupakan esensi dari pendidikan berbasis karakter. ”Tidak boleh ada umpatan kasar atau perpeloncoan selama masa orientasi itu karena itu jelas bertentangan dengan pendidikan karakter,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar