Selasa, 02 Agustus 2011

Perlukah Pendidikan Karakter?

JAKARTA, KOMPAS.com — Perlu tidaknya pendidikan karakter diberikan kepada peserta didik masih menjadi pro kontra. Pemerhati pendidikan, Prof Winarno Surakhmad, mengatakan, bangsa Indonesia sudah berkarakter sejak dahulu kala ketika dijajah Belanda. Hal itu disampaikannya di hadapan guru-guru Pendidikan Kewarganegaan (PKn) se-Jakarta, Kamis (28/7/2011).

"Karakter bangsa kita ini sangat disukai oleh penjajah, sifat nerimo, sangat penurut, sangat penyabar, ramah tamah sehingga terkesan aman untuk dijajah," kata Winarno, di Aula Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Menurutnya, perlu dilakukan redefinisi terhadap pemahaman karakter bangsa Indonesia. Hal ini, katanya, seharusnya dipikirkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan karakter, tegas Winarno, sejatinya disadari oleh setiap warga negara.

"Ungkapan tomorrow will be better than today seharusnya menjadi pegangan bagi seluruh warga negara," ujar dia.

Winarno melanjutkan, ketika semua orang sudah berorientasi masa depan, maka masa lalu akan dijadikan pelajaran. "Karena karakter itu membentuk harapan untuk masa depan. Dunia telah berubah dengan sangat cepat. Maka, pendidikan karakter yang dipermasalahkan sekarang harus sepenuhnya memperhitungkan perubahan dunia pada umumnya dan perubahan Indonesia pada umumnya," papar dia.

Winarno menambahkan, kurikulum khusus untuk pendidikan karakter sebenarnya tidak diperlukan. Namun, jika dimasukkan dalam pembelajaran, hendaknya tidak hanya menitikberatkan pada budi pekerti.

"Bagaimanapun bunyi dan bentuknya, yang paling penting untuk Indonesia saat ini adalah karakter bangsa yang menghidupkan harapan yang realistik untuk sebuah masa depan yang manusiawi," kata Winarno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar